Saturday, July 29, 2017

Teori Penyebab Kecelakaan

      Kecelakaan didefinisikan sebagai kejadian yang tidak terencana yang menimbulkan cidera, korban jiwa, kehilangan waktu produksi atau kerusakan pada aset. Pemahaman tentang penyebab kecelakaan sangat penting untuk melakukan pencegahan terjadinya kecelakaan. Banyak upaya yang ada untuk memahami penyebaba kecelakaan dalam teori prediksi penyebab kecelakaan. Namun, sejauh ini belum ada teori yang terlalu kuat untuk diterima secara universal. Peneliti dari berbagai bidang ilmu dan teknik telah mencoba mengembangkan teori penyebab kecelakaan yang akan membantu dalam mengidentifikasi, mengisolasi, dan akhirnya diharapkan mampu menyingkirkan faktor-faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan. Pada artikel ini, gambaran singkat dari berbagai teori tentang sebab kecelakaan dapat Anda ketahui.

sumber: www.ilocis.org
Teori domino
     Menurut WH Heinrich (1931), yang disebut sebagai pengembang teori ini menyebutkan bahwa dari 88% dari semua kecelakaan disebabkan oleh tindakan orang yang tidak aman, 10%  oleh tindakan tidak aman, dan 2% oleh “tindakan Tuhan”. Dia mengusulkan  “lima urutan faktor kecelakaan” dimana masing-masing faktor akan menggerakan langkah berikutnya dengan cara menjatuhkan domino berikutnya secara berturut-turut. Urutan faktor kecelakaan adalah sebagai berikut:
1.    Keturunan dan lingkungan sosial
2.    Kesalahan pekerja
3.    Tindakan tidak aman bersama dengan kondisi tidak aman
4.    Kecelakaan
5.    Kerusakan atau cidera
Dengan asumsi kelima faktor tersebut sebagai rentetan domino yang berturut-turut, pengangkatan satu domino dalam baris akan mengganggu urutan tersebut. Heinrich menyarankan agar pemindahan salah satu faktor tersebut akan mencegah kecelakaan dan cidera yang dapat terjadi. Faktor nomor 3 menjadi domino kunci untuk diatasi. Meskipun Heinrich tidak memberikan data untuk teorinya, namun tetap merupakan hal yang berguna untuk memulai diskusi dan dasar untuk penelitian selanjutrnya.

Teori sebab-akibat
     Teori sebab akibat adalah perkembangan teori domino, namun pada teori ini disebutkan bahwa satu kecelakaan tidak hanya terjadi karena lima faktor, namun banyak faktor, sebab-akibat, dan kombinasi tertentu. Menurut teori ini, faktornya dapat dikelompokkan kedalam dua kategori, yaitu:
Perilaku. Kategori ini mencakup faktor-faktor yang berkaitan dengan pekerja, seperti tindakan tidak aman, kurangnya pengetahuan, kurangnya keterampilan dan kondisi fisik dan mental yang tidak memadai.
Lingkungan. Kategori ini mencakup pengamanan elemen-elemen pekerjaan berbahaya lainnya (pendukung) yang tidak tepat dan penggunaan peralatan melalui prosedur penggunaan dan instruksi kerja yang tidak aman.
Kontribusi utama teori ini adalah untuk mengemukakan fakta bahwa jarang sekali terjadi kecelakaan akibat dari satu sebab atau tindakan tunggal.

Teori kebetulan murni
   Menurut teori kebetulan murni, setiap orang dalam satu tim pekerjaan tertentu memiliki kesempatan yang sama untuk terkena sebuah kecelakaan. Ini lebih jauh menyiratkan bahwa tidak ada satupun pola kejadian yang dapat dilihat secara jelas yang mampu menyebabkan kecelakaan. Dalam teori ini, semua kecelakaan diakibatkan dengan ‘kehendak Tuhan’dan dipandang tidak ada yang bisa mengintervensi untuk mencegahnya

Teori bias wajib
     Teori ini didasarkan pada pandangan bahwa setelah seorang pekerja terkena suatu kecelakaan, pekerja yang sama tersebut kemungkinan mengalami peningkatan atau penurunan dibandingkan pekerja lainnya untuk terkena kecelakaan yang sama di masa depan. Teori ini sedikit berkontribusi dan eksis, teori ini pun sebatas untuk mengembangkan tindakan pencegahan untuk menghindari kecelakaan yang sama.

Teori kecendrungan kecelakaan
       Teori ini menyebutkan bahwa didalam satu kelompok pekerja tertentu, ada sebagian pekerja yang lebih bertanggungjawab jika terjadi sebuah kecelakaan. Peneliti belum dapat membuktikan teori ini secara meyakinkan karena sebagian besar penelitiannya telah dilakukan dengan kurang baik dan tidak meyakinkan, serta temuannya dapat dikatakan kontradiktif. Teori ini tidak diterima secara umum. Teori ini masih membutuhkan teori empiris dan masih perlu memperhitungkan proporsi kecelakaan yang sangat rendah (tanpa signifikansi statistik).

Teori transfer energi
   Mereka yang menerima teori ini menyatakan bahwa seorang pekerja mengalami luka atau menderita kerusakan peralatan melalui perubahan energi, dan dan bahwa untuk setiap perubahan energi ada sumbur, jalan/perantara, dan penerima. Teori ini berguna untuk menentukan penyebab cedera dan mengevaluasi bahaya, serta metodologi pengendalian energi. Strategi dapat dikembangkan baik secara preventif, pembatasan atau perbaikan sehubungan dengan transfer/perubahan energi.
Pengendalian perubahan/transfer energi pada sumbernya dapat dicapai dengan cara sebagai berikut:
* Eliminasi sumbernya
* Perubahan yang dilakukan pada rancang desain pada tempat kerja
* Pemeliharaan tindakan pencegahan
Jalur transfer energi dapat dimodifikasi dengan:
* Membuat penutup
* Pemasangan penghalan
* Pemasangan peredam
* Penggunaan isolator
Penerima transfer energi/pekerja dapat dibantu dengan mengadopsi langkah-langkah berikut:
* Pembatasan kontak dengan sumber energi
* Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Teori “gejala vs penyebab” 
     Teori ini tidak seperti teori lainnya, teori ini lebih menekankan untuk mengetahui peringatan yang harus diperhatikan (gejala)  pada penyebab kecelakaan yang harus dipahami.Biasanya, saat menyelidiki kecelakaan kita cenderung fokus pada penyebab kecelakaan yang jelas dengan mengabaikan akar penyebabnya. Tindakan yang tidak aman dan kondisi yang tidak aman adalah gejalanya (penyebab langsung) dan bukan akar penyebab kecelakaan. 

sumber penulis : Abdul Raouf
Previous Post
Next Post

post written by:

0 comments:

Menerima kritik dan sarannya...