Kecelakaan didefinisikan sebagai kejadian yang tidak terencana yang
menimbulkan cidera, korban jiwa, kehilangan waktu produksi atau kerusakan pada
aset. Pemahaman tentang penyebab kecelakaan sangat penting untuk melakukan
pencegahan terjadinya kecelakaan. Banyak upaya yang ada untuk memahami
penyebaba kecelakaan dalam teori prediksi penyebab kecelakaan. Namun, sejauh
ini belum ada teori yang terlalu kuat untuk diterima secara universal. Peneliti
dari berbagai bidang ilmu dan teknik telah mencoba mengembangkan teori penyebab
kecelakaan yang akan membantu dalam mengidentifikasi, mengisolasi, dan akhirnya
diharapkan mampu menyingkirkan faktor-faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan.
Pada artikel ini, gambaran singkat dari berbagai teori tentang sebab kecelakaan
dapat Anda ketahui.
sumber: www.ilocis.org
Teori domino
Menurut WH Heinrich (1931), yang disebut sebagai pengembang teori
ini menyebutkan bahwa dari 88% dari semua kecelakaan disebabkan oleh tindakan
orang yang tidak aman, 10% oleh tindakan
tidak aman, dan 2% oleh “tindakan Tuhan”. Dia mengusulkan “lima urutan faktor kecelakaan” dimana
masing-masing faktor akan menggerakan langkah berikutnya dengan cara
menjatuhkan domino berikutnya secara berturut-turut. Urutan faktor kecelakaan
adalah sebagai berikut:
1. Keturunan dan lingkungan
sosial
2. Kesalahan pekerja
3. Tindakan tidak aman
bersama dengan kondisi tidak aman
4. Kecelakaan
5. Kerusakan atau cidera
Dengan asumsi kelima faktor tersebut sebagai rentetan domino yang
berturut-turut, pengangkatan satu domino dalam baris akan mengganggu urutan
tersebut. Heinrich menyarankan agar pemindahan salah satu faktor tersebut akan
mencegah kecelakaan dan cidera yang dapat terjadi. Faktor nomor 3 menjadi domino
kunci untuk diatasi. Meskipun Heinrich tidak memberikan data untuk teorinya,
namun tetap merupakan hal yang berguna untuk memulai diskusi dan dasar untuk
penelitian selanjutrnya.
Teori sebab-akibat
Teori sebab akibat adalah perkembangan teori domino, namun pada
teori ini disebutkan bahwa satu kecelakaan tidak hanya terjadi karena lima faktor,
namun banyak faktor, sebab-akibat, dan kombinasi tertentu. Menurut teori ini,
faktornya dapat dikelompokkan kedalam dua kategori, yaitu:
Perilaku. Kategori ini mencakup faktor-faktor yang berkaitan dengan
pekerja, seperti tindakan tidak aman, kurangnya pengetahuan, kurangnya
keterampilan dan kondisi fisik dan mental yang tidak memadai.
Lingkungan. Kategori ini mencakup pengamanan elemen-elemen pekerjaan
berbahaya lainnya (pendukung) yang tidak tepat dan penggunaan peralatan melalui
prosedur penggunaan dan instruksi kerja yang tidak aman.
Kontribusi utama teori ini adalah untuk mengemukakan fakta bahwa
jarang sekali terjadi kecelakaan akibat dari satu sebab atau tindakan tunggal.
Teori kebetulan murni
Menurut teori kebetulan murni, setiap orang dalam satu tim pekerjaan
tertentu memiliki kesempatan yang sama untuk terkena sebuah kecelakaan. Ini
lebih jauh menyiratkan bahwa tidak ada satupun pola kejadian yang dapat dilihat
secara jelas yang mampu menyebabkan kecelakaan. Dalam teori ini, semua
kecelakaan diakibatkan dengan ‘kehendak Tuhan’dan dipandang tidak ada yang bisa
mengintervensi untuk mencegahnya
Teori bias wajib
Teori ini didasarkan pada pandangan bahwa setelah seorang pekerja
terkena suatu kecelakaan, pekerja yang sama tersebut kemungkinan mengalami
peningkatan atau penurunan dibandingkan pekerja lainnya untuk terkena
kecelakaan yang sama di masa depan. Teori ini sedikit berkontribusi dan eksis,
teori ini pun sebatas untuk mengembangkan tindakan pencegahan untuk menghindari
kecelakaan yang sama.
Teori kecendrungan kecelakaan
Teori ini menyebutkan bahwa didalam satu kelompok pekerja tertentu,
ada sebagian pekerja yang lebih bertanggungjawab jika terjadi sebuah
kecelakaan. Peneliti belum dapat membuktikan teori ini secara meyakinkan karena
sebagian besar penelitiannya telah dilakukan dengan kurang baik dan tidak
meyakinkan, serta temuannya dapat dikatakan kontradiktif. Teori ini tidak
diterima secara umum. Teori ini masih membutuhkan teori empiris dan masih perlu
memperhitungkan proporsi kecelakaan yang sangat rendah (tanpa signifikansi
statistik).
Teori transfer energi
Mereka yang menerima teori ini menyatakan bahwa seorang pekerja
mengalami luka atau menderita kerusakan peralatan melalui perubahan energi, dan
dan bahwa untuk setiap perubahan energi ada sumbur, jalan/perantara, dan
penerima. Teori ini berguna untuk menentukan penyebab cedera dan mengevaluasi
bahaya, serta metodologi pengendalian energi. Strategi dapat dikembangkan baik
secara preventif, pembatasan atau perbaikan sehubungan dengan
transfer/perubahan energi.
Pengendalian perubahan/transfer energi pada sumbernya dapat dicapai
dengan cara sebagai berikut:
* Eliminasi sumbernya
* Perubahan yang dilakukan pada rancang desain pada tempat kerja
* Pemeliharaan tindakan pencegahan
Jalur transfer energi dapat dimodifikasi dengan:
* Membuat penutup
* Pemasangan penghalan
* Pemasangan peredam
* Penggunaan isolator
Penerima transfer energi/pekerja dapat dibantu dengan mengadopsi
langkah-langkah berikut:
* Pembatasan kontak dengan sumber energi
* Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Teori “gejala vs penyebab”
sumber penulis : Abdul Raouf
0 comments:
Menerima kritik dan sarannya...