Monday, July 31, 2017

Ingin Hidup Sehat di Kantor, Yuk Perimbangkan 9 Hal Ini
Perawatan kesehatan adalah topik yang selalu hangat dan industri terkait kesehatan dan kesehatan pribadi pun tidak pernah redup. Dengan semakin sadar perntingnya perawatan kesehatan, beberapa perusahaan mulai menegerti dan secara serius melakukan cara-cara untuk mempromosikan pola hidup sehat dan tindakan pencegahan agar tidak sakit kepada karyawan. Perusahaan tahu bahwa karyawan yang tetap sehat dapat memberi manfaat dalam banyak hal, diantaranya adalah lebih sedikitnya kehilangan hari kerja, produktifitas lebih besar, dan lebih sedikit terjadi stress di tempat kerja. Tetap sehat juga bagus untuk finansial perusahaan, perusahaan cukup membayar biaya sosialisasi kesehatan yang rendah dan premi asuransi yang mulai terjangkau. Hal ini membuat perusahaan sudah tercover agar tidak membayar lebih besar terkait kompensasi jika terjadi penyakit akibat kerja. Adapaun 9 praktik kehidupan sehat yang mungkin bisa dilakukan adalah sebagai berikut.
sumber gambar: cantikitunyata 
1. Cuci tangan yang lebih sering. Mencuci tangan merupakan hal mudah yang dapat dilakukan oleh setiap karyawan. Tidak ada yang namanya mencuci tangan terlalu banyak. Meskipun sudah tahu pentingnya hal ini, namun masih banyak yang menganggapnya tidak penting seperti yang seharusnya. Selalu cuci tangan sebelum makan, setelah menggunakan kamar kecil, dan setelah bersin atau batuk.

2. Jaga ruang kerja tetap bersih. Meja kerja rata-rata dapat menampung ratusan kali lebih banyak daripada yang di kamar mandi. Jaga area kerja tetap rapi dan teratur. Rapikan meja kerja setiap hari selama lima atau sepuluh menit sebelum pulang kerja cukup membantu meja tetap rapi dan teratur. Jaga kebersihan dengan dilap dan dibersihkan permukaannya maupun dokumen yang ada di meja.

3. Minum lebih banyak air. Tetap terjaga dengan kebutuhan air yang sesuai dalam tubuh sangat penting untuk produktifitas, kebutuhan energi, dan kesehatan secara keseluruhann. Air dapat membantu tetap waspada dan segar, dan tentu juga dapat menjaga pemikiran tetap jernih dan fokus. Hak ini dapat dijaga dengan membeli botol air besar dan bisa disimpan di meja kerja untuk diisi ulang setiap harinya.

4.Hindari orang lain yang tidak enak badan atau terdapat gejala penyakit. Bila mungkin, hindari interaksi yang dekat dengan orang lain yang sedang dalam kondisi sakit (terutama penyakit menular). Cuci tangan diperlukan setelah bersama seseorang di tempat kerja yang sedang sakit, bersin, atau batuk. Juga sebaiknya karyawan dapat memberitahukan kepada pihak manajemen jika ada orang dikantor yang dalam kondisi sakit, karena hal ini dibutuhkan sebagai pencegahan agar tidak ada kekhawatiran untuk adanya infeksi kepada karyawan lain.

5. Makan dengan baik dan bergizi termasuk makanan ringan dan makan siang. Rencanakan makanan syang akan dimakan selama seminggu, termasuk makanan apa yang akan Anda makan pada saat jam istirahat di siang hari. Kemudian luangkan waktu di malam hari untuk menyiapkan makan siang sehat untuk hari berikutnya. Pastikan setidaknya terdapat kandungan protein tanpa lemak, sayuran segar, dan buah-buahan segar agar tetap berenergi.

6. Istirahat keluar dari tempat kerja sejenak untuk mendapatkan sinar matahari dan udara segar. Pastikan untuk mendapatkan asupan harian vitamin D dengan cara mendapatkan sinar matahari, terutama di pagi hari. Pada hari sibuk Anda di tempat kerja, penting untuk mengambil beberapa menit untuk melangkah keluar dan menghirup udara luar. Sekedar jalan-jalan di sekitar kantor atau gedung untuk sejenak menenangkan diri bisa dilakukan, tentunya dengan sepengetahuan manajemen. Meditasi atau menenangkan diri setelah menghadapi hari yang sibuk dengan menyatu dengan alam juga bisa dilakukan untuk meningkatkan nilai kesehatan Anda.

7. Makanan ringan sepanjang hari vs makan berat di siang hari. Untuk kesehatan dan mendapatkan energi yang optimal, pastikan untuk menyimpan cemilan sehat di meja kerjasehingga Anda bisa memakannya saat Anda dirasa sulit makan berat. Perhatikan atau siapkan makanan seperti buah segar, kacang-kacangan, yogurt dan keju. Pada jam-jam tertent, guka darah Anda akan cenderung turun dan membuat Anda terpaksa memilih makanan cepat saji terdekat dan makanan manis yang tersedia. Sebaiknya pada saat terjadi hal tersebut, siapkan makanan sehat atau cemilan sehat setiap dua sampai tiga jam untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil.

8. Batasi asupan kafein. Anda tidak dilarang untuk minum kopi, namun ingat meminumnya harus secukupnya saja. Untuk mengurangi asupan kafein, cukup dilakukan dengan meminum kopi satu cangkir setiap pagi. Anda juga bisa sangat mengurangi asupan kalori dan gula dengan meminum kopi tanpa krim dan gula (beberapa orang tidak suka hal ini, namun hal ini baik untuk kesehatan.)


9. Mengelola stres dengan benar. Sebagian karyawan sudah menjalani kehidupan bekerja yang serba cepat dengan beragam kesibukan. Akhir-akhir ini, banyak perusahaan yang menekankan karyawan untuk berbuat lebih banyak dengan cara yang lebih sedikit agar terjadi efektifitas, sehingga Anda penting untuk dapat mengelola stres dengan benar agar tetap bisa bekerja dengan sehat. Entah itu sesekali dengan ambil waktu pijat/spa, waktu bersama keluarga yang lebih berkualitas, atau sekedar membaca buku kesukaan Anda, serta tentunya lakukan hobi yang Anda suka. Pastika untuk menjaga diri Anda tetap sehat, karena kesehatan diri Anda adalah modal berharga dalam melakukan pekerjaan dengan baik dan benar.

Sunday, July 30, 2017

Mau Daftar BPJS Ketenagakerjaan? Yuk Cari Tahu Disini
Sebagai salah satu program pemerintah, tentu hendaknya kita ikut mendukung. Nah, BPJS Ketenagakerjaan adalah satu satu program semacam asuransi yang diselenggarakan oleh pemerintah khusus bagi para tenaga kerja. Mengingat tak selamanya kita bisa bekerja – baik karena kejadian yang tidak diinginkan ataupun kita harus masuk masa pensiun – jaminan yang diberikan oleh program ini cukup membantu.
sumber gambar: dibacaonline

Nah, bagi kamu yang ingin menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan, berikut syarat pendaftaran BPJS Ketenagakerjaan yang perlu kamu ketahui.

Ada dua kategori pendaftaran BPJS Ketenagakerjaan, yaitu bagi karyawan perusahaan dimana perusahaanlah yang mendaftarkan karyawan mereka dan yang kedua bagi pekerja mandiri.
Cara dan Syarat Pendaftaran BPJS Ketenagakerjaan

– Peserta tenaga kerja dalam hubungan kerja
Berikut beberapa syarat dokumen yang perlu disiapkan oleh perusahaan dan kamu juga ketika akan mendaftarkan diri dalam program BPJS Ketenagakerjaan:

  • Asli dan salinan SIUP / Surat Izin Usaha Perdagangan.
  • Asli dan salinan NPWP Perusahaan.
  • Asli dan salinan Akta Perdagangan Perusahaan.
  • Salinan KTP / Kartu Tanda Penduduk masing-masing karyawan.
  • Salinan KK / Kartu Keluarga masong-masing karyawan.
  • Pas foto warna Karyawan, ukuran 2 x 3 sebanyak 1 lembar.

Nantinya perusahaan dapat mendaftarkan karyawan sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan bisa melalui situs BPJS Ketenagakerjaan di halaman www.BPJSKetenagakerjaan.go.id. Silakan klik bagian kolom kanan atas yang bertuliskan: “Mau jadi perserta BPJS Ketenagakerjaan? Daftarkan perusahaan Anda di sini”. Gunakan alamat email perusahaan dan kemudian tinggal tunggu balasan email dari pihak BPJS Ketenagakerjaan. Setelahnya, Anda hanya perlu membawa dokumen yang diminta ke kantor BPJS Ketenagakerjaan terdekat di kota Anda.

– Peserta tenaga kerja luar hubungan kerja
Sementara itu, bagi Anda yang berstatus pekerja mandiri apakah sebagai freelancer ataupun entrepreneur tanpa badan usaha – untuk mendaftar BPJS Ketenagakerjaan dibutuhkan sebuah wadah organisasi. Jadi, Anda dapat membentuk wadah ataupun organisasi yang terdiri minimal 10 orang yang kemudian didaftarkan BPJS Ketenagakerjaan. Berikut beberapa syarat dokumen yang dibutuhkan ketika daftar BPJS Ketenagakerjaan untuk para pekerja mandiri:
·       Surat izin usaha dari kelurahan setempat.
·       Salinan KTP masing-masing pekerja.
·       Salinan KK / Kartu Keluarga masing-masing pekerja.
·       Pas foto warna masing-masing pekerja ukuran 2×3 sebanyak 1 lembar.
Sama halnya dengan pendaftaran tenaga kerja dalam hubungan kerja, Anda dapat membuka halaman web BPJS Ketenagakerjaan. Silakan gunakan alamat perwakilan organisasi kelompok Anda. Kemudian, Anda bisa tunggu pemberitahuan dari BPJS Ketenagakerjaan. Setelah menerima pemberitahuan tersebut, Anda dapat membawa dokumen yang telah disiapkan ke kantor BPJS Ketenagakerjaan terdekat di kota / daerah Anda.
Bicara soal BPJS Ketenagakerjaan, apa saja sebenarnya manfaat yang akan Anda terima ketika sudah jadi peserta? Jawabannya, ada banyak! Beberapa program manfaat yang diberikan oleh BPJS Ketenagakerjaan, di antaranya adalah sebagai berikut: Program Jaminan Kecelakaan Kerja atau JKK, program Jaminan Hari Tua atau JHT, program Jaminan Kematian atau JKM serta program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan atau JPK.
Melalui program-program ini diharapkan para pekerja akan memiliki kesejahteraan ekonomi dan sosial. Paling tidak, para pekerja dapat meminimalisir risiko akibat beberapa kejadian tak diinginkan ataupun pada saat usia tua dan memasuki usia pensiun nantinya. Jadi, segera daftarkan diri Anda menjadi bagian dari peserta BPJS Ketenagakerjaan secepatnya! Anda yang berstatus dalam hubungan kerja ataupun di luar hubungan kerja bisa menikmati manfaat tersebut.


sumber: http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/berita/8489/Ini-Syarat-Pendaftaran-BPJS-Ketenagakerjaan-bagi-Tenaga-Kerja.html
Membuat dan Mengembangkan Kebijakan Ketidakhadiran Karena Sakit
Untuk mengelola kehadiran dan membantu setiap karyawan memahami kebijakan dan prosedur ketidakhadiran, Manajemen perlu mengembangkan kebijakan atau aturan tentang ketidakhadiran karena sakit.
sumber gambar: AlligatorSky
Mengapa perusahaan perlu membutuhkan kebijakan ketidakhadiran karena sakit?
Semua karyawan harus tahu tentang aturan untuk perizinan karena sakit saat karyawan baru aktif di bekerja. Hal ini dilakukan untuk memahami apa yang diharapkan dari karyawan dan apa yang dapat manajemen harapkan dari karyawan.
Manajer atau atasan langsung harus dilatih untuk menerapkan peraturan ini secara adil dan konsisten. Manajer atau atasan langsung juga harus tahu bagaimana melaksanakan organisasi yang efektif agar dapat melakukan komunikasi secara baik dan wajar kepada karyawan.

Siapa yang bertanggungjawab untuk mengembangkan kebijakan atau aturan ketidakhadiran karena sakit?
Peraturan atau kebijakan ketidakhadiran bekerja, kehadiran keterlambatan ataupun cuti karena sakit dan lain hal harus dikembangkan dan dikoordinasi oleh bagian HRD ataupun Serikat Pekerja. Serikat pekerja dapat terlibat dalam pengembangan ataupun implementasi kebijakan dari manajemen terkait kehadiran. Kordinasi yang efektif antara manajemen dan karyawan secara bersama dapat membantu mengurangi ketidakhadiran dan biaya di masa depan. Manajemen juga mampu meningkatkan moral dari karyawan.

Bagaimana manajemen mengembangkan atau mengawasi sebuah kebijakan penyakit di tempat kerja?
Tidak ada format atau cara khusus yang harus diambil oleh manajemen terkait kebijakan ketidakhadiran karena sakit atau penyakit di tempat kerja, namun ada panduan yang umum diketahui dari berbagai sumber, yaitu adanya tanggung jawab pada posisi Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3) dan Pengawas K3 dari pemerintah.
Kebijakan atau peraturan yang dibuat nantinya akan mencakup:
*Pernyataan niat dan komitmen yang jelas dari manajemen untuk membantu karyawan semakin memahami sistem di perusahaan
* Garis besar maupun sasaran terkait peraturan dan prosedur pencatatan kehadiran
* Sosialisasi kepada karyawan agar mengetahui bagaimana melaporkan ketidakhadiran
* Informasi terbuka tentang dukungan dan bantuan yang tersedia dari perusahaan
* Tindakan tentang yang harus dilakukan sebelum dan sesudah karyawan yang tidak hadir kembali bekerja

Apa yang kebijakan atau peraturan lain yang bisa membantu mencegah ketidakhadiran?
Ada sejumlah kebijakan dan prosedur lain yang dapat dikembangkan untuk meminimalkan timbulnya penyakit di tempat kerja dan mencegah ketidakhadiran karena sakit. Kebijakan tersebut diantaranya adalah:
* Larangan merokok – perokok cenderung memiliki ketidakhadiran karena sakit lebih banyak daripada bukan perokok.
* Larangan obat-obatan sembarangan – Penggunaan obat-obatan yang tidak tepat di tempat kerja dapat menyebabkan ketidakhadiran karena sakit meningkat.dan mengurangi produktifitas.

* Larangan minuman beralkohol – hal ini diketahui bahwa minuman beralkohol dapat menyebabkan kecelakaan di tempat kerja, produktifitas rendah, menjadikan kesehatan memburuk dan akhirnya terjadi ketidakhadiran.

Saturday, July 29, 2017

Teori Penyebab Kecelakaan
      Kecelakaan didefinisikan sebagai kejadian yang tidak terencana yang menimbulkan cidera, korban jiwa, kehilangan waktu produksi atau kerusakan pada aset. Pemahaman tentang penyebab kecelakaan sangat penting untuk melakukan pencegahan terjadinya kecelakaan. Banyak upaya yang ada untuk memahami penyebaba kecelakaan dalam teori prediksi penyebab kecelakaan. Namun, sejauh ini belum ada teori yang terlalu kuat untuk diterima secara universal. Peneliti dari berbagai bidang ilmu dan teknik telah mencoba mengembangkan teori penyebab kecelakaan yang akan membantu dalam mengidentifikasi, mengisolasi, dan akhirnya diharapkan mampu menyingkirkan faktor-faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan. Pada artikel ini, gambaran singkat dari berbagai teori tentang sebab kecelakaan dapat Anda ketahui.

sumber: www.ilocis.org
Teori domino
     Menurut WH Heinrich (1931), yang disebut sebagai pengembang teori ini menyebutkan bahwa dari 88% dari semua kecelakaan disebabkan oleh tindakan orang yang tidak aman, 10%  oleh tindakan tidak aman, dan 2% oleh “tindakan Tuhan”. Dia mengusulkan  “lima urutan faktor kecelakaan” dimana masing-masing faktor akan menggerakan langkah berikutnya dengan cara menjatuhkan domino berikutnya secara berturut-turut. Urutan faktor kecelakaan adalah sebagai berikut:
1.    Keturunan dan lingkungan sosial
2.    Kesalahan pekerja
3.    Tindakan tidak aman bersama dengan kondisi tidak aman
4.    Kecelakaan
5.    Kerusakan atau cidera
Dengan asumsi kelima faktor tersebut sebagai rentetan domino yang berturut-turut, pengangkatan satu domino dalam baris akan mengganggu urutan tersebut. Heinrich menyarankan agar pemindahan salah satu faktor tersebut akan mencegah kecelakaan dan cidera yang dapat terjadi. Faktor nomor 3 menjadi domino kunci untuk diatasi. Meskipun Heinrich tidak memberikan data untuk teorinya, namun tetap merupakan hal yang berguna untuk memulai diskusi dan dasar untuk penelitian selanjutrnya.

Teori sebab-akibat
     Teori sebab akibat adalah perkembangan teori domino, namun pada teori ini disebutkan bahwa satu kecelakaan tidak hanya terjadi karena lima faktor, namun banyak faktor, sebab-akibat, dan kombinasi tertentu. Menurut teori ini, faktornya dapat dikelompokkan kedalam dua kategori, yaitu:
Perilaku. Kategori ini mencakup faktor-faktor yang berkaitan dengan pekerja, seperti tindakan tidak aman, kurangnya pengetahuan, kurangnya keterampilan dan kondisi fisik dan mental yang tidak memadai.
Lingkungan. Kategori ini mencakup pengamanan elemen-elemen pekerjaan berbahaya lainnya (pendukung) yang tidak tepat dan penggunaan peralatan melalui prosedur penggunaan dan instruksi kerja yang tidak aman.
Kontribusi utama teori ini adalah untuk mengemukakan fakta bahwa jarang sekali terjadi kecelakaan akibat dari satu sebab atau tindakan tunggal.

Teori kebetulan murni
   Menurut teori kebetulan murni, setiap orang dalam satu tim pekerjaan tertentu memiliki kesempatan yang sama untuk terkena sebuah kecelakaan. Ini lebih jauh menyiratkan bahwa tidak ada satupun pola kejadian yang dapat dilihat secara jelas yang mampu menyebabkan kecelakaan. Dalam teori ini, semua kecelakaan diakibatkan dengan ‘kehendak Tuhan’dan dipandang tidak ada yang bisa mengintervensi untuk mencegahnya

Teori bias wajib
     Teori ini didasarkan pada pandangan bahwa setelah seorang pekerja terkena suatu kecelakaan, pekerja yang sama tersebut kemungkinan mengalami peningkatan atau penurunan dibandingkan pekerja lainnya untuk terkena kecelakaan yang sama di masa depan. Teori ini sedikit berkontribusi dan eksis, teori ini pun sebatas untuk mengembangkan tindakan pencegahan untuk menghindari kecelakaan yang sama.

Teori kecendrungan kecelakaan
       Teori ini menyebutkan bahwa didalam satu kelompok pekerja tertentu, ada sebagian pekerja yang lebih bertanggungjawab jika terjadi sebuah kecelakaan. Peneliti belum dapat membuktikan teori ini secara meyakinkan karena sebagian besar penelitiannya telah dilakukan dengan kurang baik dan tidak meyakinkan, serta temuannya dapat dikatakan kontradiktif. Teori ini tidak diterima secara umum. Teori ini masih membutuhkan teori empiris dan masih perlu memperhitungkan proporsi kecelakaan yang sangat rendah (tanpa signifikansi statistik).

Teori transfer energi
   Mereka yang menerima teori ini menyatakan bahwa seorang pekerja mengalami luka atau menderita kerusakan peralatan melalui perubahan energi, dan dan bahwa untuk setiap perubahan energi ada sumbur, jalan/perantara, dan penerima. Teori ini berguna untuk menentukan penyebab cedera dan mengevaluasi bahaya, serta metodologi pengendalian energi. Strategi dapat dikembangkan baik secara preventif, pembatasan atau perbaikan sehubungan dengan transfer/perubahan energi.
Pengendalian perubahan/transfer energi pada sumbernya dapat dicapai dengan cara sebagai berikut:
* Eliminasi sumbernya
* Perubahan yang dilakukan pada rancang desain pada tempat kerja
* Pemeliharaan tindakan pencegahan
Jalur transfer energi dapat dimodifikasi dengan:
* Membuat penutup
* Pemasangan penghalan
* Pemasangan peredam
* Penggunaan isolator
Penerima transfer energi/pekerja dapat dibantu dengan mengadopsi langkah-langkah berikut:
* Pembatasan kontak dengan sumber energi
* Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Teori “gejala vs penyebab” 
     Teori ini tidak seperti teori lainnya, teori ini lebih menekankan untuk mengetahui peringatan yang harus diperhatikan (gejala)  pada penyebab kecelakaan yang harus dipahami.Biasanya, saat menyelidiki kecelakaan kita cenderung fokus pada penyebab kecelakaan yang jelas dengan mengabaikan akar penyebabnya. Tindakan yang tidak aman dan kondisi yang tidak aman adalah gejalanya (penyebab langsung) dan bukan akar penyebab kecelakaan. 

sumber penulis : Abdul Raouf

Friday, July 28, 2017

Mengenal Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) di Perusahaan
Kecelakaan kerja menurut beberapa sumber, diantaranya:
sumber: careernews.id
* Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 03/Men/98, kecelakaan akibat kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda.
* OHSAS 18001:2007 menyatakan bahwa kecelakaan kerja didefinisikan sebagai kejadian yang berhubungan dengan pekerjaan yang dapat menyebabkan cidera atau kesakitan (tergantung dari keparahannya), kejadian kematian, atau kejadian yang dapat menyebabkan kematian.
* Kejadian yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan atau yang berpontensi menyebabkan merusak lingkungan. Selain itu, kecelakaan kerja atau kecelakaan akibat kerja adalah suatu kejadian yang tidak terencana dan tidak terkendali akibat dari suatu tindakan atau reaksi suatu objek, bahan, orang, atau radiasi yang mengakibatkan cidera atau kemungkinan akibat lainnya (Heinrich et al., 1980).
* Menurut AS/NZS 4801: 2001, kecelakaan adalah semua kejadian yang tidak direncanakan yang menyebabkan atau berpotensial menyebabkan cidera, kesakitan, kerusakan atau kerugian lainnya
* Kecelakaan yang terjadi ditempat kerja atau dikenal dengan kecelakaan industri kerja. Kecelakaan industri ini dapat diartikan suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses yang diatur dari suatu aktifitas (Husni, 2003).
* Menurut Pemerintah c/q Departemen Tenaga Kerja RI, arti kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tiba-tiba atau yang tidak disangka-sangka dan tidak terjadi dengan sendirinya akan tetapi ada penyebabnya.
* Sesuatu yang tidak terencana, tidak terkendali, dan tidak diinginkan yang mengacaukan fungsi fungsi normal dari seseorang dan dapat mengakibatkan luka pada pada seseorang (Hinze, 1997)

Cidera Akibat Kecelakaan Kerja
Pengertian cidera berdasarkan Heinrich et al. (1980) adalah patah, retak, cabikan, dan sebagainya yang diakibatkan oleh kecelakaan. Bureau of Labor Statistics, U.S. Department of Labor (2008) menyatakan bahwa bagian tubuh yang terkena cidera dan sakit terbagi menjadi:
* Kepala; mata.
* Leher.
* Batang tubuh; bahu, punggung.
* Alat gerak atas; lengan tangan, pergelangan tangan, tangan selain jari, jari tangan.
* Alat gerak bawah; lutut, pergelangan kaki, kaki selain jari kaki, jari kaki
* Sistem tubuh.
* Banyak bagian

Tujuan menganalisa cidera atau sakit yang mengenai anggota bagian tubuh yang spesifik adalah untuk membantu dalam mengembangkan program untuk mencegah terjadinya cidera karena kecelakaan, sebagai contoh cidera mata dengan penggunaan kaca mata pelindung. Selain itu juga bisa digunakan untuk menganalisis penyebab alami terjadinya cidera karena kecelakaan kerja.

Klasifikasi Jenis Cidera Akibat Kecelakaan Kerja
Jenis cidera akibat kecelakaan kerja dan tingkat keparahan yang ditimbulkan membuat perusahaan melakukan pengklasifikasian jenis cidera akibat kecelakaan. Tujuan pengklasifikasian ini adalah untuk pencatatan dan pelaporan statistik kecelakaan kerja. Banyak standar referensi penerapan yang digunakan berbagai oleh perusahaan, salah satunya adalah standar Australia AS 1885-1 (1990). Berikut adalah pengelompokan jenis cidera dan keparahannya:

* Cidera fatal (fatality)
Adalah kematian yang disebabkan oleh cidera atau penyakit akibat kerja

* Cidera yang menyebabkan hilang waktu kerja (Loss Time Injury)
Adalah suatu kejadian yang menyebabkan kematian, cacat permanen, atau kehilangan hari kerja selama satu hari kerja atau lebih. Hari pada saat kecelakaan kerja tersebut terjadi tidak dihitung sebagai kehilangan hari kerja.

* Cidera yang menyebabkan kehilangan hari kerja (Loss Time Day)
Adalah semua jadwal masuk kerja yang mana karyawan tidak bisa masuk kerja karena cidera, tetapi tidak termasuk hari saat terjadi kecelakaan. Juga termasuk hilang hari kerja karena cidera yang kambuh dari periode sebelumnya. Kehilangan hari kerja juga termasuk hari pada saat kerja alternatif setelah kembali ke tempat kerja. Cidera fatal dihitung sebagai 220 kehilangan hari kerja dimulai dengan hari kerja pada saat kejadian tersebut terjadi.

* Tidak mampu bekerja atau cidera dengan kerja terbatas (Restricted duty)
Adalah jumlah hari kerja karyawan yang tidak mampu untuk mengerjakan pekerjaan rutinnya dan ditempatkan pada pekerjaan lain sementara atau yang sudah di modifikasi. Pekerjaan alternatif termasuk perubahan lingungan kerja pola atau jadwal kerja.

* Cidera dirawat di rumah sakit (Medical Treatment Injury)
Kecelakaan kerja ini tidak termasuk cidera hilang waktu kerja, tetapi kecelakaan kerja yang ditangani oleh dokter, perawat, atau orang yang memiliki kualifikasi untuk memberikan pertolongan pada kecelakaan.

* Cidera ringan (first aid injury)

Adalah cidera ringan akibat kecelakaan kerja yang ditangani menggunakan alat pertolongan pertama pada kecelakaan setempat, contoh luka lecet, mata kemasukan debu, dan lain-lain.
5 Alasan Untuk Menggunakan Jaminan Kesehatan Bagi Karyawan (Juga Bagi Perusahaan)
Jaminan kesehatan merupakan bagian penting dari yang bisa didapatkan karyawan, dimana hal ini menekankan mengapa sekitar sembilan puluh delapan persen bisnis besar menawarkan hal ini kepada calon karyawannya. Sementara itu, usaha kecil dan menengah jarang menawarkannya ( tercatat hanya sekitar tujuh puluh lima persen yang memiliki jaminan kesehatan bagi karyawan). Jaminan kesehatan dan dana pensiun secara konsisten menjadi hal yang penting bagi karyawan, selain juga dapat sebagai bentuk suatu penghargaan. Sementara menawarkan jaminan kesehatan ini menjadi hal yang dihindari perusahaan (karena pengeluaran perusahaan bisa bertambah), namun ada beberapa alasan mengapa pihak manajemen harus mempertimbangkan untuk menawarkan jaminan kesehatan bagi karyawan.

sumber gambar : cermati.com
Setidaknya ada 5 hal yang menjadi alasan.

1. Daya Tarik – Pasar tenaga kerja saat ini bisa disebut kompetitif, dan mendapatkan karyawan baru yang terbaik merupakan bagian penting dari strategi bisnis perusahaan manapun. Jaminan kesehatan merupakan sesuatu yang banyak dicari karyawan baru saat ini, terutama karena biaya perawatan kesehatan saat ini terus meningkat. Jika manajemen ingin menarik karyawan terbaik untuk mengisi posisi yang manajemen inginkan, menawarkan manfaat kesehatan adalah salah satu cara terbaik untuk melakukannya.

2. Retensi (Penjagaan) – Tentu saja, daapat menarik karyawan terbaik hanya sebagian dari tujuan. Manajemen juga harus menjaganyadalam tim setelah dipekerjakan, dan jaminan kesehatan akan membantu karyawan tersebut nyaman dan aman. Sebuah survey baru-baru ini melaporkan bahwa hampir sembilan puluh persen karyawan dengan jaminan kesehatan menyatakan bahwa mereka akan mulai mencari pekerjaan ditempat lain jika mereka tidak mendapatkan jaminan kesehatan. Sehingga hal ini dapat membuat karyawan mungkina akan mengincar pekerjaan di tempat lain yang dapat memberi merka jaminan kesehatan yang dibutuhkan.

3. Semangat dan Produktifitas – Terkait juga dengan penjagaan karyawan, penting untuk dicatat bahwa semangat dan produktifitas sangat berhubungan dengan kebahagiaan karyawan. Jaminan kesehatan merupakan salah satu cara terbaik untuk memberitahu bahwa manajemen menghargai karyawan dan kontribusinya dalam posisi yang ditempatinya adalah penting. Mengetahui  bahwa karyawan memiliki jaminan kesehatan, mereka akan berterima kasih kepada manajemen dengan menunjukkan kebahagiaan, kesetiaan, dan bekerja lebih keras untuk perusahaan.

4. Kepatuhan – Peraturan pemerintah sudah mendukung kewajiban perusahaan untuk melakukan perlindungan terhadap karyawan, sehingga perusahaan mau tidak mau harus melakukan hal tersebut agar bisa diakui oleh pemerintah. Pemerintah sudah mempermudah dalam proses untuk jaminan kesehatan ini, sehingga ketidak-patuhan terkait penyelenggaraan jaminan kesehatan di perusahaan wajib dihindari. Mematuhi peraturan yang dibuat pemerintah tentu akan mempermudah jalan dalam pengurusan hal-hal lain yang berhubungan dengan pemerintah.

5. Kemudahan – Akhirnya, penting untuk dicatat bahwa jaminan kesehatan lebih mudah ditawarkan dan dikelola daripada banyak orang mungkin menyadari. Beberapa perusahaan tidak menawarkan jaminan kesehatan karena biaya atau masalah manajemen, namin saat ini jaminan kesehatan banyak ditemui dengan harga terjangkau dan lebih mudah, sehingga tidak serumit yang dibayangkan pihak manajemen. Dan dengan program pendukung jaminan kesehatan dari pemerintah pun, bisa lebih mudah untuk mendapatkan akses jaminan kesehatan bagi karyawan.


Jika manajemen perusahaan ingin memberi karyawan dengan sebaik-baiknya, jaminan kesehatan bisa menjadi solusinya. Perusahaan tidak hanya akan mendapatkan keuntungan langsung melalui jaminan kesehatan, tetapi perusahaan juga akan mendapatkan keuntungan keseluruhan yang lebih kompleks (seperti keberlanjutan, perkembangan, maupun kemajuan).
7 Tahap Meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Peraturan terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menekankan bahwa semua kegiatan usaha dari kecil hingga besar memiliki program keselamatan dan kesehatan kerja. Program kesehatan dan keselamatan kerja merupakan proses untuk mengelola pencegahan terhadap kecelakaan dan penyakit terkait pekerjaan di tempat kerja. Pengurus perusahaan atau atasan langsung memiliki tanggungjawab kepada karyawan untuk memastikan keselamatan dan kesehatan kerja selama ada di tempat kerja. Ruang lingkup program keselamatan dan kesehatan kerja tergantung pada ukuran bisnis (jumlah tenaga kerja) dan tingkat bahaya di tempat kerja. Umumnya, untuk bisnis usaha yang kecil dapat menyatakan terkait kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam beberapa halaman dan mudah untuk disosialisasikan.

sumber: pandaibesi.com

Tujuh langkah berikut ini memiliki fokus pada dasar-dasar untuk dilakukan program yang lebih lanjut pada bisnis usaha kecil. Langkah-langkah ini dapat menjadi kunci menuju lingkungan kerja yang aman dan menjadi komponen dasar program K3 yang akan dikembangkan.

1. Buat rencana untuk mengendalikan bahaya di tempat kerja. Pihak manajemen harus mengidentifikasi bahaya di tempat kerja dan mengambil langkah untuk menghilangkan dan meminimalkannya. Kembangkan rencana keselamatan kerja. Beritahu seluruh karyawan apa yang harus dilakukan untuk memastikan keamanan setiap karyawan dan apa yang pihak manajemen harapkan. Pastikan setiap karyawan memiliki akses ke alat dan petugas P3K

2. Periksa tempat kerja karyawan. Periksa semua fasilitas dan peralatan secara baik untuk memastikannya terjaga dengan baik dan aman digunakan. Periksa juga area penyimpanan dan kaji prosedur kerja dengan baik. Apakah setiap barang yang ada di tempat penyimpanan ditumpuk dengan baik?. Apakah karyawan telah mendapatkan cara mengangkat barang berat tanpa melukai diri mereka sendiri? Dan Apakah karyawan tahu dimana pintu keluar darurat dan dimana mereka harus berkumpul saat terjadi bencana?

3. Pelatihan untuk karyawan. Pelatihan yang tepat diperlukan untuk semua karyawan, terutama jika ada risiko cedera potensial yang terkait dengan pekerjaan. Berikan instruksi atau arahan tertulis dan prosedur kerja yang aman sehingga karyawan lebih mengerti secara berulang terkait apa yang diketahui selama pelatihan. Pengawasan terhadap karyawan untuk memastikan bahwa mereka menggunakan apa yang diajarkan dalam pelatihan dilakukan dengan benar dan aman selama bekerja. Dengan tidak memberikan pelatihan yang benar untuk karyawan Anda, Anda tidak hanya membahayakan keselamatan karyawan Anda namun Anda akan bertanggung jawab atas insiden yang dapat menimbulkan konsekuensi serius.

4. Komunikasikan secara berkala terhadap karyawan. Bertemu secara berkala dengan karyawan dan mendiskusikan masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Ajak karyawan untuk dapat membagikan gagasan mereka terkait cara meningkatkan keselamatan di tempat kerja.

5.  Sellidiki setiap kejadian. Bahkan jika sebuah insiden tidak mengakibatkan cedera serius, lakukan penyelidikan insiden untuk membantu menentukan mengapa sebuah kejadian terjadi sehingga manajemen dapat mengambil langkah untuk memastikan hal itu tidak akan terulang kembali.

6. Pertahankan catatan. Simpan catatan semua perawatan pertolongan pertama, inspeksi, investigasi insiden, dan kegiatan pelatihan. Informasi ini dapat membantu dalam mengidentifikasi tren dalam kondisi tidak aman atau prosedur kerja.

7. Menjaga keamanan sebagai bagian penting dari bisnis. Keselamatan wajib untuk dipertimbangkan dalam setiap kegiatan usaha. Ini sama pentingnya dengan bisnis yang sukses seperti layanan pelanggan, pengendalian inventaris, dan perencanaan keuangan. Komitmen terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (K3) masuk dalam proses bisnis yang baik karena hal ini merupakan salah satu cara untuk melindungi aset yang sangat berharga, yaitu karyawan

Thursday, July 27, 2017

10 Tips Mencegah Kecelakaan di Tempat Kerja
Setiap tempat kerja memiliki potensi bahaya yang pasti ada. Hal ini membuat tempat kerja harus melakukan pencegahan terjadinya bahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan. Kecelakaan di tempat kerja menyebabkan biaya langsung ke bisnis Anda, seperti asuransi kompensasi pekerja, biaya pengobatan, dan kemungkinan layanan hukum yang diperlukan. Kecelakaan juga menyebabkan biaya tidak langsung dengan pelatihan yang dibutuhkan untuk karyawan pengganti, investigasi kecelakaan, kehilangan produktivitas, dan perbaikan peralatan kerja.


Kiat berikut membantu menciptakan lingkungan kerja yang aman dan membantu pencegahan terjadinya kecelakaan kerja.

1. Memasukkan rencana keselamatan dan kesehatan. Pondasi untuk lingkungan kerja yang aman adalah program pencegahan kecelakaan dan kesehatan yang efektif. Program ini perlu mencakup semua tingkat keselamatan dan kesehatan karyawan dengan dorongan untuk melaporkan kondisi atau perilaku tidak aman/berbahaya.

2. Melakukan pemeriksaan kualifikasi karyawan baru. Beberapa kecelakaan disebabkan oleh pengalaman dan ketidakmampuan untuk secara fisik dalam melakukan pekerjaan sesuai posisinya. Pemeriksaan calon karyawan baru sebagai upaya perlindungan untuk penempatan yang sesuai kemampuan fisik/kemampuan mereka.

3. Mendidik karyawan dan staf manajemen. Pentingnya menumbuhkan standar keselamatan di antara karyawan dan staf manajemen secara berkelanjutan. Pelatihan tentang pentingnya mengikuti langkah-langkah keselamatan dengan sesering mungkin. Melakukan latihan tambahan singkat melalui peregangan tubuh dapat mengurangi cedera dan menjaga agar karyawan tetap aman saat mengangkat beban dan bergerak.
4. Penelitian atau kajian terkait kerentanan keamanan di tempat kerja. Setiap perusahaan itu unik dan tidak harus memiliki masalah keamanan yang sama. Beri perhatian ekstra pada kecelakaan yang biasa terjadi dan kembangkan strategi untuk mencegah hal tersebut terjadi secara berulang.

5. Menyediakan peralatan pelindung/Alat Pelindung Diri (APD). Peralatan perlindungan pribadi sangat penting dan harus digunakan saat bekerja di tempat yang sesuai, rapat di kondisi tak aman, dan inspeksi langsung ke lapangan. Luangkan waktu untuk mengajari karyawan cara menggunakan kacamata keselamatan, perlindungan wajah, sarung tangan, topi keras, sepatu pengaman, dan penyumbat telinga atau ear muffs dengan benar dan sesuai fungsinya.

6. Memiliki tingkat pengawasan kepegawaian yang memadai. Lebih sering daripada tidak, jam lembur dilaksanakan karena tingkat kepegawaiannya rendah. Karyawan yang terlalu banyak bekerja mungkin menderita kelelahan dan cenderung mengambil jalan singkat untuk memenuhi atau melakukan pekerjaannya dengan resiko yang semakin tinggi. Mempekerjakan karyawan paruh waktu atau kontrak dapat membantu mencegah kecelakaan karena kelelahan.

7. Jangan mengambil jalan pintas. Kecelakaan terjadi saat karyawan melewati langkah-langkah untuk menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dari jadwal dengan resiko yang semakin tinggi. Pastikan semua instruksi jelas dan terorganisir untuk mencegah kecelakaan yang tidak semestinya terjadi di tempat kerja.

8. Periksa dan pertahankan semua kendaraan perusahaan. Menurut temuan Occupational Safety and Health Act, kecelakaan mengemudi dalam bekerja merugikan pengusaha rata-rata $ 60 miliar dolar setahun. Pemeliharaan harus mencakup inspeksi bulanan dan perbaikan kendaraan sesegera mungkin saat dibutuhkan.

9. Pantau langkah-langkah keselamatan. Setelah pelatihan awal, perkuat langkah-langkah keselamatan di setiap kesempatan, yaitu rapat staf, supervisi, dan pelatihan berkala. Menghargai karyawan yang mematuhi standar atau tetap bebas cedera selama jangka waktu tertentu melalui sosialisasi dan teladan untuk semua.

10. Jaga agar tetap tertib kerja. Pembenahan barang-barang kebutuhan kantor  yang buruk dapat menyebabkan bahaya kesehatan dan keselamatan yang serius. Tata letak tempat kerja harus memiliki petunjuk jalan kaki yang memadai, terbebas dari puing-puing maupun penghalang, dan wadah dan tanda untuk membersihkan tumpahan.



sumber: www.concentra.com/resource-center/articles/10-tips-to-prevent-workplace-injuries/